Viralnya Pengungsian 1 Desember di Kaonda, PSP Minta Pemda Yapen Harus Ada Upaya Preventif

Ketua Pemuda Saireri Papua (PSP) Gifli Buinei,ST

SAIRERINEWS.COM – Beberapa hari terakhir, masyarakat di kampung Kaonda, distrik Windesi dikabarkan mengungsi ke hutan akibat adanya isu penyisiran Aparat Kepolisian kepada masyarakat pasca tanggal 1 Desember 2022 kemarin.

Masyarakat mendapat video pendek di sosial media yang viral tentang pengungsian di hutan kampung Kaonda.

Viralnya video tersebut, Pemuda Saireri Papua (PSP) meminta tindakan aparat kepolisian untuk melacak pembuat konten video tersebut.

Ketua PSP Gifli Buinei meminta kepada Pemerintah kabupaten Kepulauan Yapen, Bupati bersama jajaran untuk segera bersama-sama aparat TNI/Polri untuk memulangkan masyarakat pengungsian di kampung Kaonda kembali dengan cara-cara persuasif.

“Kabupaten Yapen daerah damai, namun hal-hal ini sering terjadi. Oleh sebab itu perlu upaya preventif dari pemerintah daerah, baik dalam bentuk dialog dengan masyarakat serta langkah strategis lain yang bisa meminimalisir hal-hal ini tidak terjadi secara berulang.” tutur Buinei di Jayapura, 9/12/2022.

Beredar Video Masyarakat Kampung Kaonda – Windesi Kabupaten Kepulauan Yapen yang mengungsi ke Hutan pasca tanggal 1 Desember 2022

PSP menambahkan “menghapus memory pasionis itu bukan hal mudah tapi bisa di upayakan, agar tidak berbenturan antara masyarakat dan aparat keamanan. Kami minta Pemda segera memulangkan warga ke kampung. Kami minta polisi segara tangkap dan tindak oknum yang membuat video. Karna video tersebut telah viral dan menimbulkan multytafsir di publik. Kami pemuda menghimbau kepada masyarakat agar tidak terprovokasi dan melakukan hal-hal dapat merugikan diri sendiri. Kami mendukung Pemda dan Pihak Kepolisian dalam menyelesaikan masalah tersebut sampai tuntas.
Jika ada masyarakat yang berbeda paham, perlu di bina karena mereka adalah rakyat yang harus mendapat pelayanan dari pemerintah” pinta Pemuda Saireri Papua.

Gifli Buinei selaku ketua PSP juga mengajak dan menghimbau kepada semua pihak untuk menyongsong Natal, semua pihak harus berpartisipasi menjaga kabupaten Kepualaun Yapen sebagai daerah yang aman dan damai.

Terkait dengan pengungsi itu, Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Herzoni Saragih mengingat kasus tersebut serupa pernah terjadi seperti di Sasawa beberapa tahun lalu.

“Ini konsepnya seperti di Sasawa, dimana kehadiran TNI-Polri dipelintir oleh oknum-oknum yang berbeda ideologi, kemudian memanfaatkan masyarakat untuk pergi mengungsi dan membuat isu adanya operasi militer atau penyisiran aparat gabungan,” tegasnya.

Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Herzoni Saragih membantah adanya penyisiran aparat. Kapolres membeberkan beberapa waktu lalu juga ada postingan di media sosial Facebook yang menyebutkan aparat gabungan melaksanakan kekerasan warga di kampung tersebut, Namun pada nyata berita tersebut adalah hoax.

Menurutnya keberadaan dan aparat gabungan beberapa waktu lalu di kampung tersebut tidak lain untuk melakukan patroli rutin guna menjaga kamtibmas dan memberikan rasa aman serta nyaman kepada masyarakat.

“Kami hadir untuk memberikan rasa aman. Itu bukan penyisiran atau operasi militer. Bahkan kehadiran kami disana disambut masyarakat dengan hangat,” terangnya dikutip dari beritapapua.co kemarin.

Pengungsian 1 Desember 2022 lalu di kampung Kaonda, distrik Windesi itu tercatat dalam postingan yang beredar ada 61 orang yang terdiri dari anak dan orang dewasa. (*)

(cindy)

error: Konten dilindungi !!!