SAIRERINEWS.COM – Komitmen tingi dari pemerintah daerah Kabupaten Waropen terkait demaga pelabuhan untuk dapat disinggahi kapal penumpang, mendapat saran pertimbangan dari kampten Ricky Mambrasar.
Anak mudah asal Kepulauan Yapen yang saat ini menjabat Marine terminal Safety Inspector pada
PT. Pertamina Region Maluku dan Papua menyampaikan pertimbangan akan lingkungan dan penempatan posisi pelabuhan.
“Prinsip pelabuhan yang harus dipertimbangkan. Lingkungan penempatan pelabuhan harus terlindung dari keadaan kondisi cuaca buruk, ombak, arus, angin, gelombang, pasang surut air laut. Untuk memastikan agar operational bongkar, muat, barang dan penumpang berjalan dengan aman saat kapal sandar” tutur Ricky Mambrasar.
Mambrasar mengatakan “Kedalaman laut menjadi penting agar kapal yang beroperasi terutama kapal besar bisa aman sandar dan aman dalam melaksanakan kegiatan. Berikutnya adalah fasilitas pelabuhan, khususnya tempat tambat kapal atau tali kapal, bolder, Breast dolphins” jelasnya.
Dijelaskan bahwa fasilitas Rubber Fender, penerangan lampu dimalam hari, crane,untuk kegiatan loading, unloading dan jangkauan pelabuhan. Serta juga apakah jarak pelabuhan muda dilalui masyarakat atau kendaraan atau tidak, itu menjadi catatan penting.
Capt Ricky Mambrasar, S.An.,M.Ap.,M.Mar sangat menghormati komitmen Pemda Waropen, menurutnya itu sangat mungkin bisa dilaksanakan namun butuh perhitungan yang matang, dimana dalam 3-5 bulan kedepan Pemda harus membuat BD(Bresth Dolphin) untuk penambatan tali tross kapal. Baik tali depan maupun talin belakang yang berfungsi menahan kapal agar tetap stay diposisi.
“Butuh waktu untuk pemda harus memasang Mooring Buoy. Pemda harus menyewa kapal anchor handling untuk memuat mooring buoy bersama jangkar sebagai penahan untuk diposisikan sebagai tempat tambat tali tross kapal” tuturnya.
Saran saya, kata Ricky; lengkapi dulu fasilitas pelabuhan, jangan terburu-buru menginginkan kapal sandar karena masalah kapal dan pelabuhan itu standar internasional dan harus membutuhkan tenaga-tenaga ahli profesional untuk mengelolah pelabuhan.
Sarannya pemerintah daerah Waropen harus bangun BUP (Badan Usaha pelabuhan ) agar tepat mengelola pelabuhan dengan aman dan lancar.
Menurutnya, hal-hal ini menjadi penting untuk pelabuhan dapat memenuhi standar kapal masuk di Waropen. Mengingat juga isu Waropen jadi ibu kota Provinsi Papua Utara sangatkan tepat.
“Saya sangat setuju karena Waropen tanah besar dan cocok untuk ditaruh posisi ibu kota Saireri.
Namun saran saya adalah pelabuhan Waropen harus siap dulu, karena pembangunan sebuah kota akan berkembang cepat apabila pelabuhan siap” ucapnya.
Melihat kondisi pelabuhan yang di miliki oleh Waropen saat ini, ia menyampaikan “Pengamatan saya sebagai marine terminal Safety Inspector, bawah posisi pelabuhan Waropen untuk jangka panjang kurang aman. Dan saran saya bangun di sungai atau kali Sanggei. Saya siap jadi tenaga ahli dan konsultan untuk kapal Pelni, kargo, tanker dan lainnya bisa masuk sandar dengan aman di kali Sanggei, karena lokasi yang aman, bebas dari ombak, angin, arus dan lain sebagainya” tutupnya saat di mintai pendapat oleh Saireri News.