Sudah Banyak Korban Pornografi di Sosial Media, Aktivis Perempuan Lira Papua Minta Cyber Polda Proaktif !

Sri Wahyuni Rumbarar, aktivis Perempuan Lira Papua

SAIRERINEWS.COM – Tingkat pelanggaran transaksi data elektronik baik yang berupa penipuan, pembajakan akun media sosial sampai pada pornografi yang hampir menyasar lebih pada kaum wanita, mendapatkan satu catatan dari Sri Wahyuni Rumbarar, aktivis Perempuan Lira Papua.

Sri Wahyuni Rumbarar menyatakan hal ini makin meresahkan terutama dikalangan pelajar dan mahasiswa bahkan masyarakat umum, dan para pelakunya sampai hari ini masih berkeliaran bebas dengan terus melakukan hal yang sama.

LSM Perempuan Lira Papua, meminta Kapolda Papua untuk menginstruksikan jajarannya untuk dapat melakukan pengejaran kepada para pelaku kejahatan cyber tersebut.

“Ada beberapa aduan dari masyarakat, baik korban maupun keluarganya kepada kami, meski hanya sebatas melakukan pendampingan pemulihan” ujarnya.

Yuni Rumbarar yang adalah Dokter muda ini mengungkapkan bahwa dirinya telah mendampingi beberapa korban dan keluarga korban, namun hanya sebatas pendampingan pemulihan karena korban pastinya trauma yang cukup mendalam.

Yuni dengan tegas meminta kepada pihak kepolisian dalam hal ini cyber Polda Papua untuk lebih proaktif dalam mengampanyekan keadilan bagi para korban, terutama kalau laporannya berupa asusila atau sejenisnya dan korban merupakan masyarakat lemah, maka sudah seharusnya ditindak, tanpa melakukan mediasi apalagi mempertemukan pelaku dan korban, sebab ini hanya akan menimbulkan trauma yang mendalam bagi korban.

Yuni juga menyayangkan vonis bebas yang diberikan hakim Pengadilan Negeri Jayapura kepada pelaku perbuatan asusila atau kekerasan seksual sejenis yang mengakibatkan trauma bagi korban baik psikis maupun sosial.

Oleh sebab itu, mediasi itu dilihat layak hanya kepada mereka yang jenis pelanggarannya berupa hal-hal umum seperti lakalantas atau sejenisnya saja.

Lira juga menerima ada beberapa laporan terkait perbuatan asusila dengan pengancaman akan menyebarkan potongan rekaman ke internet atau media sosial.

“Nah dalam pandangan ini, ancaman dari para pelaku seperti menunjukkan bahwa kejahatan itu sebenarnya sudah sering dilakukan baik pada pelapor maupun korban lainnya  sampai hari ini sembunyi karena malu dan sebagainya. Jadi selaku aktivis perempuan meminta Polda Papua serius menangani laporan para korban dengan teror dan ancaman atau kekerasan verbal lainnya” pintahnya.

Sri Wahyuni Rumbarar juga akan meminta audiensi dengan Kapolda nantinya agar, ada semacam pendampingan dari unit khusus kepada para korban agar ada pemulihan sikologi para korban. (*)

error: Konten dilindungi !!!