SAIRERINEWS.COM – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Provinsi Papua, Boy Markus Dawir sayangkan pemberitaan publik dan penanganan terkait bencana alam di Serui, kabupaten Kepulauan Yapen.
Bencana alam 6 April 2023 lalu, menurut BMD kurang terpublikasikan dengan baik oleh media yang ada di Yapen.
“Banjir dan longsor yang dialami tidaklah harus menunggu ada korban jiwa baru semua perhatikan. Bencana yang dialami sebagian besar masyarakat di Serui, harusnya di publikasikan dengan baik, baik jumlah korban banjir dan longsor agar provinsi hingga pusat juga tau” tutur Politisi Partai Demokrat di Serui, 27/4/2023.
BMD turun langsung mengunjungi masyarakat yang korban banjir dan longsor.
Salah satu tempat rusak parah akibat banjir adalah kompleks Kali Mati dan longsor di Kampung Turu.
“Kampung Turu mengalami longsor yang cukup parah, harusnya sudah tidak ada lagi keluhan masyarakat karena sudah ditangani oleh pemerintah daerah. Demikian juga dengan kampung dan kelurahan lainnya, kalau seperti ini maka sebagai anggota DPRP, saya akan membawa masyarakat untuk bertemu Gubernur agar aspirasi mereka dapat didengar dan di atasi segera” , ujar BMD kepada masyarakat saat bertemu langsung.
Lanjutnya, “Kita tidak bisa atasi masalah bencana alam dengan hanya memberikan bahan makanan, tapi harus atasi dengan perbaiki saluran drainase, taluk, rumah warga yang rusak dan sebagainya bersama kebijakan yang ada untuk proteksi orang asli Papua” tuturnya.
Wartawan di Yapen, harus bisa publikasi kepentingan masyarakat, tidak harus pemberitaan pemerintah yang bersifat datar melainkan harus mengimbangi informasi dari kalangan masyarakat.
“Wartawan di Yapen, harus publikasi masalah masyarakat secara masif, agar provinsi Papua dan Pusat tau lebih lagi tentang laporan bencana alam yang terjadi di Yapen. Sebagai anggota DPRP Papua, saya menerima aspirasi masyarakat dan akan membawa perwakilan kampung terdampak untuk bertemu pemerintah provinsi Papua, agar sama-sama mencari solusi bersama pemerintah daerah kabupaten kepulauan Yapen” ucapnya BMD.
Sementara itu, respon mama-mama di kompleks Kali Mati dan kampung Pasir putih bahwa mereka hilang kepercayaan dengan penanganan bencana oleh pemerintah daerah, karena dinilai sepihak dan tidak merata kesemua daerah terdampak. (*)