SAIRERINEWS.COM – Sampah plastik yang dibuang sembarangan di wilayah Kota Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, kini menjadi ancaman serius bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Di berbagai titik, mulai dari kawasan pesisir, pasar, hingga parit dan sungai, tumpukan plastik terus meningkat tanpa pengelolaan yang memadai.
Pantauan SAIRERI NEWS di lapangan menunjukkan banyaknya kantong kresek, botol air mineral, dan kemasan makanan plastik berserakan di pinggir jalan dan terbawa aliran air ke laut. Kondisi ini memperparah pencemaran lingkungan dan berdampak langsung pada ekosistem serta kehidupan masyarakat pesisir.
Pencemaran Laut dan Ancaman terhadap Biota
Sampah plastik yang berakhir di laut telah membahayakan biota laut seperti ikan, penyu, dan burung laut. Plastik yang tidak terurai bisa termakan oleh hewan laut. Ini mengancam keberlanjutan sumber pangan masyarakat kita sendiri.
Satu kantong plastik bisa butuh waktu ratusan tahun untuk terurai secara alami. Sementara itu, limbah plastik yang terbakar justru akan menghasilkan zat beracun seperti dioksin yang berbahaya bagi manusia.
Ancaman Kesehatan Masyarakat
Selain pencemaran lingkungan, sampah plastik juga menjadi tempat berkembangnya nyamuk dan lalat penyebar penyakit. Warga yang tinggal di sekitar tumpukan sampah lebih rentan terkena penyakit seperti demam berdarah, diare, dan infeksi kulit.
Perda Sudah Ada, Tapi Belum Dijalankan
Pemerintah daerah sebenarnya telah menerbitkan Peraturan Daerah tentang Pengurangan Sampah Plastik Sekali Pakai. Namun sayangnya, perda ini belum dijalankan secara maksimal. Penggunaan plastik sekali pakai masih marak di pasar dan toko, sementara pengawasan dan sanksi terhadap pelanggaran hampir tidak terlihat.
Edukasi dan Aksi Nyata Diperlukan
Sejumlah komunitas lingkungan di Serui telah menggelar kampanye bersih pantai dan edukasi tentang bahaya plastik. Namun upaya ini belum cukup tanpa dukungan aktif dari pemerintah dan partisipasi seluruh lapisan masyarakat.
Solusinya bukan hanya bersih-bersih, tapi juga mengurangi penggunaan plastik dari sumbernya. Bawa tas kain, botol minum sendiri, dan buang sampah pada tempatnya. (*)