SAIRERINEWS.COM – Perayaan ibadah Hari Ulang Tahun (HUT) Pekabaran Injil (PI) ke 170 Tahun di Tanah Papua 5 Februari 2025. Badan Pekerja Sinode GKI Di Tanah Papua resmi mengeluarkan Petunjuk pelaksana Tata ibdah HUT PI Ke- 170 Tahun untuk ditindaklanjut oleh seluruh Badan Pekerja Klasis di Tanah Papua.
Kepala Biro TIK Sinode GKI Di Tanah Papua, Pnt.Ronny Berotabuy dalam rilis Sinode, menyampaikan bahwa agenda HUT PI Ke-170 Tahun di Tanah Papua akan berlangsung pada tanggal 5 Februari 2025 dan saat ini Badan Pekerja Sinode GKI telah mengirimkan pedoman atau tata ibdah HUT PI ke seluruh Klasis di Tanah Papua untuk dilaksanakan.
Berdasarkan Surat yang dikeluarkan oleh BP Sinode GKI Di Tanah Papua Nomor : 025/B-3/I/2025 tentang petunjuk dan tata ibadah HUT PI Ke-170 yang isinya memerintahkan agar Badan Pekerja Klasis Se-Tanah Papua meneruskan Petunjuk Pelaksanaan Tata Ibadah kepada jemaat-jemaat di wilayah pelayanan masing-masing.
Tema Perayaan HUT PI Ke-170 adalah “KESELAMATAN TELAH BERLANGSUNG BAGI SUKU-SUKU BANGSA DI TANAH PAPUA (Roma 11:11b ).”
Sub Tema : MEMBANGUN KESEHATIAN DALAM MEWUJUTKAN MISI ALLAH BAGI KESELAMATAN, KEADILAN, KESEJAHTERAAN DAN KEDAMAIAN DI TANAH PAPUA. PEMBACAAN ALKITAB : ROMA 11: 1-24
BERIKUT PETUNJUK PELAKSANAAN PERAYAAN HUT PEKABARAN INJIL KE-170 TAHUNT TANGGAL, 5 FEBRUARI 2025
PENDAHULUAN
Sejarah Pekabaran Injil yang berlangsung di dunia ini, atas perintah Yesus Kristus, yang kita ketahui dengan Amanat Agung dan jaminan penyertaan-Nya, yang disampaikan kepada murid-murid-Nya sebelum dan sesaat menjelang terangkat ke sorga, dalam Injil Matius, 28:19-20 dan Kisah Para Rasul I: 8 ;
“Karena itu pergilah, jadikan semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dengan nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang kuperntahkan kepadamu. Dan Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai pada akhir zaman”.
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kusdus turun keatas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”.
Amanat Agung Yesus Kristus itulah yang, telah mengerakkan , dan menyatukan pandangan dua orang tokoh Gereja dari negera; Jerman dan Belanda yakni ; Pendeta Johannes Gossner dan Pendeta Ottho Gerhard Heldring, untuk merancang dan mewujudkan keselamatan Allah bagi bangsa-bangsa lain dengan melatih dan mengutus para penginjil ke seluruh dunia termasuk tanah Papua.
Johannes Gossner pernah menyampaikan pergolakan batinnya untuk pengutusan para penginjil ke seluruh dunia termasuk ke Tanah New Guinea, sebab itu pada suatu kesempatan pentahbisan utusan-utusan Zending Berlin pertama, tahun 1833 ia menyampaikan bahwa;
“Saya berpendirian bahwa zending atau pekabaran Injil diantara segala bangsa dan pada segala zaman, merupakan pekerjaan yang paling perlu, yang paling berakar dalam hakekat agama Kristen, yang paling diberkati dan yang paling suci dan penting, yang harus diterima oleh semua orang Kristen yang sejati dan oleh seluruh gereja protestan. Dan tujuan pekerjaan ini ialah menanamkan dan menyebarkan agama Kristen, membawa keselamatan kepada bangsa-bangsa, kepada sesama kita manusia serta saudara-saudara kita yang turut ditebus bersama kita”.
Pada tanggal 25 Juni 1852, Gossner dan Heldring melepas keberangakatan kedua penginjil dari pelabuhan Rotterdam Belanda dengan kapal menujuh Batavia.
Tiba di Batavia pada tanggal 7 oktober 1852. Batavia sebagai kota transit pertama sebelum ke Tanah New Guinea.
Tinggal di Batavia selama 1 tahun 6 bulan, sambil mendirikan sekolah bagi anak pribumi dan tionghoa dan juga mempelajari bahasa Melayu.
Pada Tanggal 9 Mei 1854 mereka meninggalkan Batavia dan berangkat menuju kota Ternate, tiba tanggal 30 Mei 1854.
Kota Ternate sebagai kota transit ke dua sebelum berangkat ke New Guinea/ Papua. Tinggal di Ternate selama 8 bulan, sejak bulan Juni 1854 s/d Januari 1855, sambil mempelajari bahasa Arafuru, karena menurut dugaan mereka bahwa, bahasa Arafurulah yang digunakan oleh orang-orang di Tanah New Guinea/Papua, tetapi kenyataannya tidak seperti yang di duga sebelumnya.
Pada tanggal 12 Januari 1855, Carl Willem Ottow dan Johann Gotllob Geissler bertolak dari Ternate menuju Tanah Papua, teluk Dore Manokwari – Mansinam yang dalam peta dunia disebut sebagai “wilayah Iblis atau dunia hitam”.
Selama tiga minggu 2 hari mereka berada dalam perjalanan menuju pulau Mansinam.
Akhirnya tibalah kedua penginjil ini pada pagi hari minggu zending tanggal 5 Februari 1855, jam 06.00 di pantai pulau Mansinam -Manokwari.
Sesaat menginjakkan kakinya dipantai pulau Mansinam, kedua Penginjil ini mentahbiskan seluruh pekerjaan Pekabaran Injil di Tanah New Guinea dengan kata-kata tabisan ; “Dalam Nama Tuhan, Kami menginjakkan kaki di Tanah ini”.
Dalam sukacita yang besar karena mereka telah tiba dengan selamat di tempat tujuan ; Johann Gotllob Geissler pernah menulis:
Anda tak dapat membayangkan betapa besarnya sukacita kami, bahwa pada akhirnya tanah tujuan terlihat. Matahari terbit dengan indahnya.
Ya, semoga matahari yang sebenarnya menyinari kami dan orang-orang kafir yang malang itu, yang telah sekian lamanya meranah didalam kegelapan. semoga sang Gembala setia mengumpulkan mereka dibawah tongkat gembala-Nya yang lembut.
Yesus berkata: Akulah pintu ; Barangsiapa masuk melalui Aku, Ia akan selamat dan Ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan. Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Akulah Gembala yang Baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya (Yoh.10: 9-11).
Pekabaran Injil di Tanah Papua tanggal 5 Februari 1855, kini akan memasuki usia 170 tahun.
170 tahun pekabaran Injil di Tanah Papua, telah membawa dampak yang besar bagi kemajuan pembangunan di Tanah Papua, baik dibidang: Pembangunan keagamaan, Ekonomi, Sosial budaya, Sosial politik, Pendidikan, kesehatan, pemerintahan dan lain-lain.
Diakui pula bahwa selain kemajuan yang telah dicapai, masih ada banyak permasalahan yang sedang dan akan dihadapi oleh masyarakat di Tanah Papua.
Pada usia 170 tahun Injil di Tanah Papua, kita sedang diperhadapkan dengan bertambahnya daerah otonom baru, baik provinsi, kota, kabupaten serta arus migran yang terus masuk ke Tanah Papua dari berbagai latar belakang kepercayaan dan kepentingan.
Hal ini menjadi tantangan baru yang perlu mendapat perhatian dan antisipasi kita sebagai gereja yang dewasa dan terbesar di Tanah Papua.
Kita Semua yang percaya dan telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru’selamat, kita harus bertangungjawab untuk meneruskan keselamatan yang telah kita terima kepada setiap orang yang telah mendengar nama Yesus Kristus, tetapi hingga saat ini belum percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dalam hidupnya.
NAMA KEGIATAN
PERAYAAN DAN IBADAH SYUKUR HUT PEKABARAN INJIL KE-170 TAHUN TANGGAL 5 FEBRUARI 2025 DI TANAH PAPUA
TEMA PERAYAAN
“KESELAMATAN TELAH BERLANGSUNG BAGI SUKU-SUKU BANGSA DI TANAH PAPUA
(Roma 11:11b )
SUB TEMA
Kita Bangun kesehatian, Guna Melanjudkan Misi Allah Bagi Keselamatan, Keadilan, Kesejahteraan Dan Kedamaian di Tanah Papua.
TUJUAN KEGIATAN
- Mensyukuri masuknya Injil Di Tanah Papua 5 Februari 1855 sebagai wujud cinta kasih Allah, yang telah membebaskan dan menyelamatkan suku-suku bangsa di Tanah Papua hingga ke masa depan.
- Mendorong anggota jemaat agar berperan aktif, memberi diri terlibat penuh dalam mendukung berbagai kegiatan pelayanan dalam jemaat, klasis dan Sinode sebagai bukti iman, pengharapan dan kasih kepada Allah dan bagi sesama manusia.
- Warga jemaat bersedia memberi diri menjadi pekabar Injil, melalui profesinya masing-masing.
KEGIATAN MENYAMBUT HUT PI 5 FEBRUARI 2025 DAN IBADAH SYUKUR
Kegiatan Lomba di lingkup Klasis
Kegiatan lomba menyambut HUT PI Ke 170, 5 februari 2025 bisa dilaksanakan di aras klasis ataupun di jemaat-jemaat sesuai dengan hasil rapat kerja klasis. Untuk itu, perlu memperhatikan hal-hal berikut:
- Panitia di aras Klasis hendaknya merencanakan lomba-lomba yang bisa dilaksanakan dengan biaya yang murah dan terjangkau dengan mengedepankan makna dari perayaan itu, agar suasananya memberi kesan yang dapat dirasakan oleh semua anggota jemaat yang dilibatkan dalam berbagai loba yang dilaksanakan.
- Panita dalam merencanakan kegiatan untuk menyongson HUT Masuknya Injil Di Tanah Papua, perlu memperhatikan kebutuhan nyata yang ada di jemaat-jemaat, agar memberi dampak bagi pertumbuhan iman dan persekutuan hidup jemaat.
- Kegiatan-kegiatan yang dimaksud diharapkan berpola tematis (menyentuh aspek-aspek tertentu yang hari ini sedang dialami oleh anggota jemaat)
Kegiatan yang dimaksudkan adalah;
- Seminar atau Ceramah berdasarkan tema-tema tertentu.
- Olahraga yang dapat melibatkan seluruh anggota jemaat dan masyarakat umum dalam membangun persekutuan hidup yang aman, nyaman dan damai diantara anggota jemaat dan masyarakat lainnya seperi; jalan santai, lari estafet, lari jarak jauh, Volleyball, basketball, futsal ball perlu direncakanan untuk membangkitkan minat dan bakat para pemuda dan PAR dalam jemaat-jemaat kita.
- Lomba Seni seperti; Paduan suara, vocal Group, tari-tarian dll, perlu dihidupkan dalam jemaat-jemaat GKI Di Tanah Papua.
- Lomba Cerdas cermat Alkitab, Baca indah Alkitab, berkhotbah dengan bahasa daerah atau bahasa Indonesia atau bahasa inggris.
- Jemaat- jemaat dipusat kota-kota besar bisa mengelar pasar murah dan donor darah untuk membantu jemaat yang membutuhkan bahan makanan dan darah saat mengalami sakit.
- Pemasangan spanduk dan umbul-umbul sebelum puncak perayaan yang memperlihatkan jemaat-jemaat GKI sedang menyambut HUT Pekabaran Injil ke-170 tahun, tanggal 5 Februari 2025 Di Tanah Papua.
Ibadah Syukur HUT PI 170 5 Februari 2025
Ibadah syukur HUT masuknya Injil di Tanah Papua ke-170, 5 februari 2025, kali ini dapat dilaksanakan dimasing-masing jemaat-jemaat atau apabila BP Klasis telah merencanakan ibadah secara klasical, maka waktunya dapat diatur supaya setelah ibadah klasiscal pada pagi hari, maka sore harinya dilaksanakan ibadah di dalam jemaat.
Ibadah syukur Hari Ulang Tahun Injil Masuk di Tanah Papua, dilaksanakan tepat pada; Pukul 09.00, untuk pagi.
Sedangkan untuk sore hari dapat diatur waktunya oleh majelis jemaat sesuai kondisi jemaat masing-masing.
Tata Ibadah dan Pembacaan Alkitab
Tata ibadah syukur Injil Masuk di Tanah Papua dan Pasal pembacaan Alkitab pada ibadah syukur 170 tahun Injil masuk di Tanah Papua 5 Februari 2025 dipilih dari Alkitab Perjanjian Baru yaitu: Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma, pasal 11 ayat 11 – 24.
( Lihat Buku Khotbah 2025 ), Tata ibadah telampir.
Penerimaan Persembahan
Persembahan ibadah HUT ke-170, Pekabaran Injil Di Tanah Papua, 5 Februari 2025, baik yang dilaksanakan secara klasikal dan di jemaat-jemaat, baik pagi atau subu, atau pada malam hari untuk jemaat-jemaat kota, dapat disetor, 100% ke khas Sinode GKI Di Tanah Papua.
PENUTUP
Demikian penyampaian kami, kiranya dilaksanakan dengan penuh rasa tanggungjawab. Tuhan Yesus Kristus berkenang menolong kita dalam tugas dan tanggung-jawab masing-masing.