SAIRERINEWS.COM – Penjual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Bensin Pertalite minta solusi jika aktivitas mereka dilarang, pasalnya aktivitas dagang mereka ini menjadi jawaban untuk hidup keluarga mereka.
“Kami jual bensin di pinggir ini jalan cukup membantu masyarakat yang kehabisan bensin. Baik itu motor atau mobil, mereka yang kehabisan bensin jalan, mau ke SPBU atau Pertashop kan jauh, apalagi tengah malam” ujar Nikolas.
Pria 46 tahun ini tidak sepakat jika ada larangan menjual BBM eceran, tanpa adanya solusi kerja lain kepada mereka.
“Saya ini harus bayar rumah sewa dan kebutuhan hidup ditengah ekonomi Yapen yang cukup susah ini, belum lagi anak saya sekolah SMA dan SMP. Sehingga selain saya buruh kasar, saya harus ojek dan jual bensin dan pinang bersama istri saya di waktu malam. Jadi tolonglah, untuk pemerintah atau pihak yang berwajib jika larang kami jualan bensin, usaha apa atau solusi apa untuk kami agar kami tetap hidup ” pinta Nikolas, Jumat 24/1/2024.
Hal senada juga disampaikan seorang ibu paruh baya yang sering jual Bobo (minuman keras lokal) di pelataran Serui yang mana menjual bobo untuk menopang anaknya yang sedang kuliah di Jayapura.
“Siang Mama kerja di rumah orang, jadi pembantu rumah tangga. Mama jaga anak sampai jam 3 sore mereka pulang kantor. Mama lanjut di waktu malam jual Bobo sampai jam 2 malam baru mama istirahat” ujar Mama yang meminta identitas nya diberitakan.
Ketika ditanya tentang penertiban penjual miras, Mama bersedia asalkan jangan larang menjual.
“Mama ini janda, mama punya suami telah meninggal 3 tahun lalu. Mama punya anak 3, satunya sekarang lagi kuliah di Jayapura. Jadi Mama harus kerja jualan Bobo, karena di mama punya kampung Wadapi itu keluarga punya dusun Bobo, jadi hanya bisa jual Bobo. Kalau pemerintah larang jual, nanti Mama kitong mau dapat penghasilan bagaimana ? Kalau atur jam jualan atau harus ijin, kasih tau Mama, pasti Mama penuhi syaratnya” ujarnya. (*)