SAIRERINEWS.COM – Dewan Pengurus Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Papua bersepakat untuk memenangkan pasangan calon nomor urut 2 Matius Fakhiri-Aryoko Rumaropen (Mari-Yo) untuk Pilkada 2024.
Komitmen itu diambil saat digelarnya konsolidasi PKS Papua dalam rangka pemenangan Pilkada Papua di Hotel Suni Abepura, Kota Jayapura, Minggu (6/10/2024).
“Pada hari ini, seungguhnya PKS Papua secara resmi bersepakat memenangkan pasangan Mari-Yo,” kata Ketua DPW PKS Papua, Suherman.
Secara simetris, ujar ia, PKS juga melakukan konsolidasi dalam rangka memenangkan pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jayapura, Jhony Banua Rouw – HM Darwis Massi atau disapa JBR – HADIR. Kemudian pasangan calon Bupati Keerom, Kenius Kogoya – KH Nursalim Ar-Rozy atau KK – NUR dan pasangan calon Bupati Jayapura Alfius Toam – Giri Wijayantoro atau ALGITO.
“Saya harap kerja-kerja kader lebih efisien dan efektif memenangkan pasangan calon kepala daerah yang diusung PKS, apalagi waktunya hanya 2 bulan saja,” ujarnya.
Untuk itu, kata Suherman, kegiatan ini sebagai sarana untuk mengkonsolidasikan, mengerahkan semua yang ada, baik struktur di provinsi, kabupaten dan kota se-Papua hingga struktur tingkat distrik hingga ranting dan kelurahan untuk bergerak memenangkan pasangan calon kepala daerah yang diusung PKS, khususnya untuk Provinsi Papua yakni pasangan Matius Fakhiri – Aryoko Rumaropen.
“Sampai saat ini, PKS Papua sangat solid baik struktur, pejabat publik, para anggota dewan dan kader semua solid untuk memenangkan pasangan calon Mari-Yo,” tegasnya.
Calon Wakil Gubernur Papua Nomor Urut 2, Aryoko Rumaropen berharap konsolidasi PKS menjadi suatu penyeimbang di dalam proses demokrasi dan menguatkan dari keputusan nasional, provinsi hingga tingkat bawah.
“Harapan kami, apa yang dilakukan PKS bisa menjadi contoh yang baik dan dapat dilakukan oleh teman-teman partai lain yang tergabung dalam Koalisi Papua Cerah, sebab ini menjadi contoh untuk kita semua dan bagi kami pasangan Mari-Yo,” kata Aryoko.
15 Partai Politik Tegak Lurus Dukung Mari-Yo
Dalam Pilkada 2024, pasangan calon nomor urut 2 Matius Fakhiri-Aryoko diusung 15 partai politik yakni, Golkar, Demokrat, Nasdem, PKS, Nasdem, Gerindra, Perindo, PAN, PKB, PSI, PPP, PBB, Partai Buruh, Gelora, dan Hanura.
Juru Bicara MARI-YO, Steve Mara mengatakan dukungan 15 Partai Politik (Parpol) didapat berdasarkan hasil survei partai, Mari-Yo adalah pasangan yang paling tepat, layak, dan dipercaya masyarakat Papua untuk menduduki jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua.
“Artinya, saat Mari-Yo menerima mandat dari Parpol untuk bertarung dalam Pilkada Papua, Setiap Partai politik telah menyampaikan bahwa dari Dewan Pimpinan Pusat hingga daerah akan tegak lurus untuk mendukung dan mengantarkan Matius Fakhiru-Aryoko Rumaropen menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2024-2029.,” kata Steve.
Namun, bentuk dukungan Partai Politik dalam pemilihan serentak tahun 2024 ini cukup menarik, karena walaupun di tingkat Provinsi Papua ada 15 Partai politik yang mendukung MARI-YO, ditingkat Kabupaten/Kota 15 Partai tersebut terpecah dengan mendukung calonnya masing-masing.
Steve Mara mencontohkan di kota Jayapura, ada di 3 pasangan calon Walikota yang dukungan partai politiknya sama dengan MARI-YO, sehingga 3 Pasangan calon tersebut telah menyatakan bersanding untuk mendukung MARI-YO di Provinsi, namun bersaing untuk mendapatkan kursi Walikota Jayapura.
Jubir menegaskan, pasangan Mari-Yo memberikan apresiasi kepada setiap kader partai politik di Kabupaten/kota se-Provinsi Papua yang tegak lurus dari pusat sampai daerah mendukung Mari-Yi. Hal ini memang adalah perintah partai politik kepada setiap kader partai untuk loyal terhadap keputusan DPP.
Disisi lain, kami juga mendapatkan banyak laporan bahwa ada kader partai politik ditingkat Provinsi dan kabupaten/kota yang membelot dan mendukung pasangan calon lain diluar putusan partai, menurut kami ini sah saja sesuai dengan hak asasi manusia, namun perlu kami tegaskan bahwa dalam dunia politik setiap kader partai yang membangkang terhadap keputusan dewan pimpinan pusat akan ada konsekuensi tertentu seperti pencabutan KTA, hingga PAW dari jabatan internal maupun jabatan politik yang didapatkan karena partai politik, kata Steve Mara.
Steve Mara menyebutkan bahwa saat ini sudah ada DPP Partai Politik pengusung Mari-Yo yang memproses pemberhentian dan juga PAW kepada beberapa kadernya yang telah ketahuan membelot, Steve enggan menyebutkan Partai tersebut dan siapa kadernya , namun proses tersebut dijalankan sendiri oleh DPP dan dilaporkan sendiri juga oleh Internal Partai di DPW. (TIM)