SAIRERINEWS.COM – Tahapan perekrutan Komisioner KPUD di Provinsi Papua setidaknya memperhatikan hak kesulungan Orang Asli Papua.
Bagaimana tidak kami pikirkan hal tersebut, dalam perekrutan yang telah dilakukan untuk Papua secara menyeluruh lebih banyak didominasi oleh non OAP, padahal banyak sumberdaya manusia yang kini dimiliki oleh orang asli Papua di negeri ini.
Demikian disampaikan oleh Olivia Pamela Dumatubun dalam menyikapi proses rekrutmen calon komisioner KPUD Kabupaten Kota baik yang ada di Provinsi Papua dan Papua Selatan.
Menurut olive bahwa tujuan pemekaran adalah untuk memanusiakan manusia Papua, tapi yang terjadi justru terjadi penjarahan terhadap hak anak papua di tanah ini, kita lihat tidak ada satupun anak papua yang hari ini mendaftar sebagai calon komisioner di pulau Jawa, Sulawesi ataupun Maluku.
Bukan karena tidak mampu melainkan mereka lebih tau diri untuk menghargai kalau wilayah disana bukan tanah kosong, ada pemiliknya, demikian juga di Papua.
Untuk itu ketua LSM Perempuan Lira Papua Olivia Pamela Dumatubun mengharapkan kinerja Timsel KPUD baik yang berada di Provinsi Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah dan Papua Selatan untuk memperhatikan hal tersebut secara bijak.
Jangan kinerja Timsel kemudian mendegradasi rasa cinta orang Papua kepada NKRI karena kebijakan yang salah, sudah cukup kita lihat baliho DPRD Kabupaten/Kota, DRPD Provinsi, DPR RI dan DPD RI lebih banyak didominasi oleh orang non Papua, jangan lagi hal itu terjadi di Tanah ini.
Secara khusus hal tersebut diharapkan menjadi pertimbangan bagi Timsel KPU yang berada di Provinsi Papua, Provinsi Papua Pegunungan, Provinsi Papua Selatan dan Papua Tengah yang saat ini beberapa kabupaten disana lagi melakukan penjaringan Calon Anggota Komisioner KPUD di wilayah tersebut.
Harap untuk timsel melihat anak-anak asli Papua yang memiliki kemampuan untuk diperhatikan, dan juga kami meminta agar kelompok-kelompok OKP yang berdiam di jakarta untuk berhenti mengintervensi proses tersebut.
Hal ini kami sampaikan karena selama ini kelompok kelompok ini kemudian menjadi lembaga bargening bagi OAP di Tanah Papua untuk mengakomodir titipan dari OKP tersebut agar masuk sebagai komisioner KPU dan titipan tersebut justru lebih mengakomodir orang non OAP.
Kami rasa semua pemuda di Papua atau para peserta tes mengerti akan apa dan siapa kelompok yang kami maksudkan, demikian tutur perempuan kelahiran Merauke tersebut. (*)