SAIRERINEWS.COM – Nasip naas menimpa Mawar (nama samaran) warga Serui yang baru beranjak 22 tahun. Pasalnya setelah minta putus hubungan dari pacar laki-laki nya, foto dan video telanjang di sebarkan di Twitter baru-baru ini.
Entah sakit hati atau tidak terima atas keputusan pisah tersebut, Mawar menuding dengan tegas bahwa yang menyebarkan video dan fotonya itu adalah mantan pacarnya.
4 bulan sudah hubungan mereka pisah, namun tiba-tiba Mawar mendapat informasi dari teman-temanya kalau foto dan videonya tersebar di platform sosial media Twitter.
Mawar mengaku menyesal telah terjebak pada hubungan yang salah.
Saya minta putus karena mantan pacarnya itu gemar mabuk-mabukan, ikut acara goyang sampai pulang pagi, sering konsumsi narkoba jenis Ganja dan suka parahnya lagi selalu tuntut sex setiap saat.
“Jujur saya salah karena telah salah bergaul. Awalnya teman saya yang ajak, karena laki-laki brengsek ini titip salam lewat teman saya. Saya pikir teman saya dapat jaga dan kasih laki-laki yang baik, tapi ternyata salah dan akhirnya seperti ini” sesalnya sambil menangis.
Saat diwawancarai, Mawar berpesan untuk setiap anak Serui untuk jaga pergaulan. Jangan hal ini terjadi lagi pada yang lain.
“Saya pesan untuk adik dan kaka semuanya, khusus perempuan Serui agar Hati-hati dalam memilih teman. Pergaulan yang salah akan hancurkan hidup kita” ujarnya.
Lanjut, Mawar mengatakan terimakasihnya kepada Relawan TIK Papua yang telah membantu berantas penyebaran foto dan videonya di twitter. Walau sebagian orang dan keluarganya sudah tau tapi ia bersyukur rekam jejak digitalnya dapat dihapus, dan juga kepada mantan pacarnya yang dicurigai kuat sebagai penyebar, pihaknya bersama keluarga telah menempuh jalur hukum untuk ditangkap.
Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Relawan TIK) Provinsi Papua melalui koordinator wilayah Saireri, Abraham Imbiri mengatakan kasus seperti ini dalam tahun 2022 sampai 2023 sangat meningkat terutama kepada generasi muda Orang Asli Papua.
“Kejadian ini dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini cukup meningkat di wilayah Saireri. Waropen 8 kasus yang kami bantu minimalis rekam jejak digitalnya, Yapen 7 kasus, Biak 7 kasus dan Supiori 3 kasus. Perempuan muda adalah korban mutlak, karena wajah dan identitasnya disebarluaskan” jelasnya.
Relawan TIK Papua sarankan peran orang tua untuk selalu memberi nasehat, mengawasi dan mengarahkan anak-anak dalam pergaulan sosial yang baik.
“Orang tua dulu, pacaran dengan Surat dan Cincin. Anak-anak sekarang, pacaran dengan sex dan video call sex lewat Internet. HP menjadi alat komunikasi tapi anak-anak sekarang cenderung lebih pintar dari pada orang tuanya, sehingga hal-hal negatif sering disembunyikan” jelas Imbiri lagi.
“Orang tua dan anak-anak perempuan, jangan mau diajak sex dan kirim-kirim foto dan video telanjang. Harus hindari itu, jangan sampai video tersebar, foto tersebar baru bilang akun di hack, orang tidak senang, editan dan lain-lain. Itu alasan tidak masuk akal dan memalukan, lebih baik jujur cepat dan dibantu juga cepat” pesan Relawan TIK.
Relawan TIK juga berpesan kepada Orang Tua dan kaum perempuan untuk tidak takut dalam berbicara kebenaran.
“Jika terjadi, jangan takut untuk segera meminta bantu pihak berwajib dan orang-orang yang paham tentang TIK. Jangan biarkan penyebarannya semakin banyak. Karena rekam jejak digital akan tersimpan dan merusak kehidupan dan anak-anak mu di kemudian hari.” (*)