SAIRERINEWS.COM – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen terus gencar menangani masalah stunting (gizi kurang) dan gizi buruk. Kurang lebih 282 data balita/ anak stunting di kabupaten kepulauan Yapen (Maret 2023) yang diklasterkan ke usia 6 bulan sampai 2 tahun berjumlah 166 orang balita/anak. 166 anak stunting ini akan ditangani secara masif oleh pemerintah daerah dalam 90 hari dampingan BAAS (Bapak Asuh Anak Stunting).
Strategi penanganan ini telah ditegaskan oleh Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Kepulauan Yapen, Cyfrianus Mambay,S.Pd.,M.Si. Penjabat Bupati menegaskan untuk semua pihak harus terlibat dalam penanganan stunting dan gizi buruk, dengan beberapa langkah strategis, diantaranya ;
- Follow up perintah : PJ Bupati keluarkan SK Bupati tentang Bapak Asuh (BAAS : Bapak Asuh Anak Stunting) yang terdiri dari Kepala-kepala OPD, Kepala Distrik dan Kepala Kampung dalam rangka intervensi penanganan Bayi – Balita stunting dan Gizi buruk berdasarkan byname by Adress lokus stunting.
- Pembentukan pendampingan tenaga kesehatan (nakes) di setiap lokus stunting yang melibatkan kepala Puskesmas, Dokter Puskesmas, Bidan dan petugas Gizi puskesmas guna mendampingi kepala-kepala OPD dalam pelaksanaan intervensi lapangan.
- Pembentukan pojok gizi di setiap lokus stunting dan Gizi buruk guna perlancar prioritas pemberian asupan Gizi selama 90 hari.
- Tracing kasus Stunting dan Gizi buruk terkait penyakit Bawaan TB – HIV, Bumil KeK, dan intervensi tablet FE
- Pendampingan posyandu dalam rangka evaluasi imunisasi paripurna.
- Rencana intervensi kasus Bayi – Balita stunting adalah yang berusia 6 Bulan s/d 2 Tahun. Termasuk penanganan ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan inilah masa sensitif 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK).
Mengindahkan hal tersebut, Dinas Kesehatan langsung melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) kegiatan intervensi stanting dan gizi buruk.
Monev dipimpin langsung oleh kepala Dinas Kesehatan Karolis Tanawani.SKM.,MPH dan tim ke dalam Puskesmas Membaei Distrik teluk Ampimoi, Puskesmas Dawai Distrik Yapen Timur dan Puskesmas Waindu Distrik Raimbawi.
Dalam kunjungan tersebut Kepala Dinas kesehatan juga mengecek seluruh petugas perawat dan mengecek seluruh fasilitas kesehatan guna untuk memastikan masyarakat dapat menikmati pelayanan dengan baik.
Dengan adanya kunjungan tersebut oleh kepala dinas Kesehatan Kabupaten kepulauan Yapen Karolis Tanawani.SKM.,MPH di dampingi oleh (Kabid Yankes) Yanes Yowei,S.Kep.Ns, dan (kabid SDMK) Daud Kadiwaru.S.Kep serta (Kasubag Program dan perencanaan) Steven Woof.SKM.
Dalam arahan nya, kadinkes menghimbau untuk kepada Kepala puskesmas serta seluruh perawat akan tetap stand by 1 × 24 Jam sehingga masyarakat tidak kesusahan dalam proses pelayanan.
Lanjutkan bahwa dalam giat tersebut dirinya menegaskan apa yang di sampaikan Penjabat Bupati bahwa Stunting merupakan masalah nasional yang harus jadi perhatian sehingga diharapkan di seluruh Indonesia angka Stunting bisa mengalami penurunan hingga ke 40% pada tahun 2024 mendatang. (*)
(Iqi)