Ia putra asli Papua yang lahir dari daerah terpencil di Agats, Kabupaten Asmat. Meski minim fasilitas plus tenaga pendidik kala itu, semangat juangnya menjulang. “Kalau kita sungguh-sungguh belajar, kita bisa berprestasi seperti teman-teman di kota lain,” katanya.
Pengalaman masa kecil saat masih mengabrabi alam pegunungan Agats, Asmat kerap singgah dan memenuhi dinding memori Rektor Universitas Cendrawasih (Uncen) Jayapura, Dr Ir Apolo Safanpo, ST, MT. Saat duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar (SD) Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Gereja-Gereja Injili (YPPGI) Agats, ibunda terkasih meninggal dunia.
Tanggungjawab mengasuh Apolo kecil jatuh ke tangan nenek terkasih. Sang ayah seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI). Selain memberi perhatian kepada Apolo dalam urusan pendidikan, ayahnya tetap setia menunaikan tugas-tugas sebagai prajurit negara. Urusan keseharian pulang-pergi sekolah lebih sering di-handle sang nenek.
“Kadang untuk biaya beli buku saja saat itu sangat susah, apalagi biaya sekolah. Tapi untung sekolah di yayasan Katolik, pihak Gereja memberikan keringanan sehingga proses pendidikan saya berjalan lancar,” ujar Apolo kepada Odiyaiwuu.com di Rumah Dinas Rektor Uncen, Padang Bulan, Jayapura.
Rektor muda
Jejak perjuangan dan nasib seseorang tak ada yang tahu. Rahasia hidup seseorang ada di tangan Tuhan dan manusia hanya menjalani. Hal itu yang dialami Apolo. Apolo resmi dilantik Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Prof H Muhammad Nasir, Ph.D.Ak menjadi Rektor Uncen di Gedung Auditorium Dikti Senayan, Jakarta, Kamis (14/9 2017).
Dalam proses pemilihan rektor di Gedung Rektorat Uncen Kampus Waena, Senin (4/9 2017), Apolo berhasil meraih 38 suara dari total 55 suara anggota senat. Ia unggul atas dua calon lainnya, Prof Drs Agustinus Fatem, MT dan Dr Marthinus Solossa, SH, M.Hum. Fatem meraih 13 suara sedangkan Solossa mendapatkan 4 suara.
“Saat terpilih, rasa haru dan bangga menyatu. Saya tak pernah membayangkan mendapat kepercayaan mayoritas anggota senat. Saya unggul dukungan suara dan terpilih sebagai rektor di perguruan tinggi tertua dan terbesar di Papua itu. Saya merasa terharu dan bangga karena menjadi rektor dalam usia yang relatif muda. Aneka rasa itu berbaur disertai tanggung jawab mengemban tugas besar bersama pimpinan, para dosen, dan civitas akademika memajukan Uncen,” ujar Apolo.
Ia mengaku, bukan perkara mudah mengemban tugas dan tanggungjawab sebagai rektor. Terasa ada beban yang berat menghimpit di pundak, beban tanggungjawab yang harus mewujud dalam karya nyata. Tugas yang menuntut: kerja, kerja, dan kerja.
“Saya membayangkan, kalau sedikit saja saya selaku rektor melakukan kesalahan, seluruh civitas akademika akan malu. Para mahasiswa juga bisa menanggung malu karena rektornya melakukan kesalahan dalam jabatan. Setiap memulai dan mengakhiri tugas, saya selalu berdoa kepada Tuhan agar apa yang saya lakukan diberkati sehingga tetap menebarkan kembali berkat itu kepada semakin banyak orang,” katanya.
Karena itu, lanjut Apolo, prinsip kehati-hatian selalu ia jaga. Ia juga selalu meminta masukan, saran semua pihak terutama para dosen agar ikut membantu menjaga Uncen sebagai lembaga pendidikan berkualitas bagi masa depan anak-anak Papua. Semua ini perlu mengingat kemajuan universitas bukan sekadar di tangan rektor tetapi semua pemangku kepentingan, stakeholder.
Penataan akademik
Sejak meniatkan diri masuk dalam bursa pemilihan rektor, Apolo sudah menyiapkan diri agar memaparkan visi-misnya. Sentra perhatian diarahkan pada dua hal penting. Dua hal dimaksud ialah memberi perhatian dan waktu yang lebih pada program pembinaan kemahasiswaan dan program penataan sistem akademik.
“Saya mengajak semua pembantu rektor, para dekan agar sama-sama memberikan perhatian dua hal itu tanpa mengurangi frekuensi kinerja di bidang lain. Hal ini penting mengingat Uncen kerap dilabeli aneka stigma negatif. Kadang berbagai kendala internal dan eksternal itu disuarakan oleh adik-adik mahasiswa. Kerap pula terjadi gap antara dosen sebagai guru dan orang tua dengan mahasiswa sebagai anak didik,” kata Apolo.
Karena itu, ia memulainya dengan memulihkan, menciptakan suasana akademik di dalam kampus. Suasana akademik dimaksud yakni kampus yang aman dan nyaman sehingga berbagai kegiatan akademik berjalan lancer dan sukses. Beberapa waktu belakangan ini Uncen kerap tidak aman.
Ia mengaku, sering ada manusia bertopeng yang selalu mengganggu mahasiswa, dosen maupun pegawai. Kerap pula manusia bertopeng itu melakukan tindakan kriminal seperti perampokan dengan kekerasan, pencurian sarana-sarana pendidikan di dalam berbagai ruang fakultas. Hal ini tentu membuat orang tidak betah untuk bekerja di kampus.
“Dengan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat kita berusaha memulihkan, mengembalikannya agar tercipta suasana kondusif di dalam kampus sehingga anak-anak kita bisa belajar dengan aman. Setelah saya dilantik, saya selalu turun ke lapangan. Saya selalu di kampus jam 7.30 pagi dan pulang jam 19.30 malam,” ujarnya.
Karir awal sebagai Rektor Uncen sangat terbantu berkat jejak panjang sebagai pengajar di kampus itu. Sejak lulus Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, tahun 2004 ia memulai karirnya di Uncen saat dipercayakan sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil FT Uncen. Tahun 2006-2012, dipercaya sebagai Pembantu Dekan III FT lalu Dekan FT tahun 2012-2006 sebelum akhirnya terpilih menjadi rektor periode pertama tahun 2017.
“Kami akan melakukan evaluasi terhadap tata kelola lembaga secara umum dan secara khusus terhadap sistem akademik dan kemahasiswaan dalam program 100 hari ke depan. Hasil evaluasi itu akan dijadikan dasar dalam memetakan program prioritas untuk empat tahun ke depan,” kata Apolo usai prosesi pelantikan.
Organisatoris
Apolo Safanpo lahir di Agats, Asmat, 24 April 1975. Sejak kecil, ia sudah mewarisi jiwa seorang pemimpin. Sejak di bangku SD YPPGI Agats, SMP YPPK Santo Yohanes Pemandi Agats hingga SMA YPPK Tharuna Dharma, Jayapura, ia selalu dipercayakan sebagai Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
”Di SMA YPPK Tharuna Dharma saya pernah dua tahun terpilih jadi ketua OSIS. Dalam sejarah SMA itu, saya orang pertama dengan masa jabatan dua 2 tahun. Lalu di Asrama Tunas Harapan, saya juga terpilih jadi ketua asrama. Jadi, saya sudah terbiasa memimpin,” kisah Apolo.
Namun hal berbeda saat ia kuliah Universitas Sebelas Maret, Solo. Di kota yang pernah dipimpin Presiden Joko Widodo itu, Apolo mengaku tidak banyak terjun dalam organisasi tetapi fokus kuliah. Namun, ia mengaku memilih dua organisasi yang dipandang berkualitas dan memiliki program pembinaan anggota berjenjang.
“Dua organisasi Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia dan Keluarga Mahasiswa Katolik saya gabung agar menempa bakat kepemimpinan saya. Setelah selesai kuliah, saya kembali ke Jayapura. Di Jayapura saya menjadi salah satu inisiator berdirinya oraganisasi Ikatan Cendekiawan Katolik Papua,” ujar Apolo.
Perjalanan perjuangan sejak dari Agats, Asmat hingga sukses di bidang pendidikan dan berbagai organisasi boleh jadi adalah inspirasi hidup bagi anak-anak kecil sekolah di pedalaman Papua, termasuk generasi muda bumi Cendrawasih jika ingin maju dan mendapat kepercayaan. Apolo sukses karir dan dalam usia relatif muda, ia mendapat amanah sebagai Rektor Uncen.
Namun demikian, sukses itu tak lantas membuat Apolo Safanpo membusungkan dada. Apolo menyadari diri, ia berasal dari keluarga sederhana nun di pedalaman Agats. Ia tetap sosok bersahaja, ramah, rendah hati, dan bersandar pada doa kepada Tuhan. Itulah pilihan sikap Apolo yang diwariskan ayah, nenek, dan keluarganya di Agats. (Ansel Deri, Gusty Masan Raya/Odiyaiwuu.com)
Dr Ir Apolo Safanpo, ST, MT
Lahir : Agats, 24 April 1975
Agama : Katolik
Pangkat : Pembina Tingkat I / IV – B
Jabatan Akademik: Lektor Kepala
Perguruan Tinggi : Universitas Cenderawasih
Keluarga
Isteri : Ade Irma Suryany, ST, MT
Anak-anak :
- Herman Ferdinand Putera Safanpo, ST
- Alexander Kambepits Putera Safanpo
- Ronald Cuwakat Putera Safanpo
- Kornelia Oliva Kombites Safanpo
- Theodor Bandew Putera Safanpo
Pendidikan
- SD YPPGI Agats tahun 1987
- SMP YPPK St Yohanes Pemandi Agats tahun 1990
- SMA YPPK Taruna Dharma Jayapura tahun 1993
- S-1 Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Teknik Sipil tahun 1999
- S-2 Teknik Lingkungan ITS Surabaya tahun 2002
- S-3 Teknik Sipil Universitas Diponegoro Semarang tahun 2016
Pengalaman Profesional
- Ketua Jurusan Teknik Sipil FT Uncen tahun 2004
- Calon Bupati Kabupaten Asmat (PDIP) tahun 2005
- Pembantu Dekan III FT Uncen tahun 2006-2012
- Tenaga Ahli DPRD Pegunungan Bintang tahun 2004-2009
- Tim Teknis AMDAL Bapedalda Papua tahun 2004-2009
- Ketua Tim Seleksi KPU Asmat tahun 2007
- Tenaga Ahli Komisi D DPR Papua tahun 2009-2012
- Dekan FT Uncen tahun 2012-2016 dan 2016-2020
- Ketua Tim Seleksi KPU Asmat tahun 2013
- Tim Teknis AMDAL BLH Kota Jayapura tahun 2013
- Dewan Transprtas Daerah Papua tahun 2013
- Tim Asistensi RUU Otsus Papua tahun 2013-2014
- Ketua Tim Seleksi anggota DPR Papua tahun 2014
- Sekretaris Panitia Seleksi anggota MRP tahun 2016
- Staf Ahli Komisi IV DPR Papua tahun 2014-2017
- Ketua Persatuan Insinyur Indonesia Papua dan Papua Barat tahun 2014-2019
- Ketua Asosiasi Dosen Republik Indonesia (ADRI) Papua tahun 2015
- Rektor Universitas Cenderawasih tahun 2017-2021 dan 2021-2025
Piagam Penghargaan
- Training of Trainers X Pusat Pendidikan Keahlihan Teknik oleh Pusdiktek Bandung tahun 2001
- Instruktur Diklat Kader Teknik Program PPK tahap II Propinsi Papua oleh Rektor Uncen tahun tahun 2002-2003.
- Pelatihan Pelatih Mikrohidro dan Teknologi Lingkungan oleh TU/e Eindhoven, Netherland tahun 2010.
- Pelatihan Pelatih Teknologi Mikrohidro di Eindhoven University, Netherland Eindhoven University, Netherland tahun 2010.
- Pelatihan Energi Terbarukan Nuffic and CASINDO tahun 2011.
- Pelatihan Pelatih Teknologi Mikrohidro di UNCEN TU/e and CASINDO tahun 2011
- Training of Trainers Acreditation Board for Engineering and Technology (ABET) University of Nevada, Las Vegas, USA tahun 2012.
- Training of Trainers Acreditation Board for Engineering and Technology University of Arizona, Tucson, USA tahun 2012
- Satya Lancana Karya Satya Presiden Republik Indonesia tahun 2014
- Higher Education Leadership and Management USAID tahun 2015.
Sumber : www.odiyaiwuu.com