Karyawan PT.SWPI “Memanas” Ini Tanggapan DPRD Yapen

Ketua Komisi C DPRD Yapen - JASTEN (ils. SaireriNews)
MENUJU PEMILU 14 FEBRUARI 2024

SAIRERINEWS.COM – Belakangan ini beredar kabar “panas” di masyarakat Yapen Timur tentang banyaknya karyawan yang berhenti bekerja dan juga banyak karyawan yang menjual harta bendanya untuk pulang ke daerah asalnya dari PT. Sinar Wijaya Playwood Industries (SWPI) yang beroperasi di Awunawai, Dawai Yapen Timur.

Masyarakat Yapen Timur kemudian bertanya-tanya akan keadaan ini. Informasi yang berhembus mulai dari karyawan dan juga masyarakat sekitar SWPI bermunculan macam-macam, ada yang sebut karyawan di PKH, ada yang sebut pengurangan pegawai bahkan ada pula yang menyebut SWPI siap bangkrut alias ‘guling tikar’.

Menyikapi hal tersebut Humas SWPI, kemarin di Dawai bersuara. Humas SWPI A. Malatuni menyampaikan beberapa hal penyebab, diantaranya :

  1. Kondisi pasar global berdampak pada pemasaran produk jual yang belum baik, kalau dicermati dampak ini dialami oleh negara-negara maju Inggris,Australia dan sebagainya.
  2. Hal ini tidak dipungkiri berpengaruh untuk pelaku pasar disekitar perusahaan, daya beli masyarakat, omset pendapatan dan sebagainya. Beberapa kampung disekitar perusahaan merasakan hal ini dan harapan mereka supaya kondisi pasar secara global bisa membaik, namun hubungan keharmonisan sosial tetap baik terjaga.
  3. Dalam kondisi ini sebagian karyawan menyadari dan mengundurkan diri baik-baik.
  4. Tidak ada PHK sepihak dari perusahaan dan tidak ada pengurangan karywan serta tidak ada masalah internal.
  5. Kondisi ini telah disampaikan kepada DPRD Kabupaten Kepulauan Yapen dalam RDP (Rapat Dengar Pendapat) tanggal 10 Oktober 2022 pukul 10.00 s/d pukul 12.00.WIT di Gedung DPRD, jalan Irian Serui.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Yapen melalui Komisi C membenarkan hal demikian.

Ketua Komisi C DPRD Yapen; Jasten saat dihubungi sairerinews.com membenarkan hal tersebut, DPRD dan pihak Perusahaan SWPI telah Rapat Dengar Pendapat tanggal 10 Oktober kemarin di Serui.

“Komisi C telah Rapat Dengar Pendapat dengan direktur utama SWPI. Pihak perusahaan SWPI telah menyampaikan kondisi yang sedang dialami saat ini adalah dampak global, sehingga penjualan produk SWPI belum terjual di pasar ekspor dunia, dampak langsung kepada karyawan yang bekerja ditempat produksi” tutur Jasten saat diwawancarai via telepon, Jumat 21 Oktober 2022

Lanjut, Ketua Komisi C yang juga pelaksana tugas Wakil Ketua I DPRD Yapen dari Golkar itu menambahkan ” Kondisi tersebut yang dialami oleh Perusahaan yang karyawan nya kurang lebih 6 ribu orang itu, sebagian sudah tidak produktif lagi artinya 1 minggu bekerja, 3 minggu di libur kan. Otomatis jam kerja berkurang sudah pasti penghasilan/gaji karyawan juga berkurang karena perusahaan besar membayar gaji secara proposional sesuai jam kerja” jelasnya berdasarkan RDP DPRD dan PT.SWPI.

Dengan keadaan global ini, kisaran per orang karyawan menerima gaji berkisar 750 – 900 ribu ditambah uang makan. Hal inilah yang membuat karyawan sendiri tidak tahan mengurusi dirinya, akhirnya memilih mengundurkan diri secara baik-baik dan pulang ke daerahnya.

Informasi yang diterima Komisi C, kurang lebih 600 karyawan telah mengundurkan diri secara baik-baik, sehingga apa yang beredar di masyarakat bahwa perusahaan melakukan PHK atau pengurangan, sudah dikonfirmasi bersama.

Mengakhiri wawancara, Jasten mengatakan bahwa Komisi C telah meminta kebijakan pihak perusahaan untuk menaikan uang makan karyawan dan juga bagi karyawan yang kerja Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) sesuai dengan jabatannya, diberikan transportasi baik laut dan udara, namun tidak bagi karyawan yang penerimaan lokal.

“Kami DPRD mendengar langsung dari SWPI bahwa kurang lebih 85 ribu kubik telah diolah oleh SWPI namun produksi nya masih belum terjual di pasar dunia. DPRD juga meminta kepada pihak perusahaan untuk mencari solusi lain agar dapat mengatasi masalah ketenaga kerjaan di perusahaan. Perusahaan sedang menawarkan produk mereka ke negara-negara lain sebagai alternatif, jika demikian diperkirakan akhir tahun 2022 sudah normal kembali” tutup Ketua Komisi C, Jasten. (*)

(MARK IMBIRI)