SERUI (SAIRERINEWS.COM) – Tanah Papua terbagi menjadi 7 wilayah adat, wilayah adat Tabi (Mamberamo – Tami/MAMTA), wilayah adat Saireri/Saereri, Wilayah adat Doberai, wilayah adat Bomberai, wilayah adat Anim Ha, wilayah adat La Pago dan wilayah adat Mee Pago.
Wilayah-wilayah adat ini berasal dari antopologi berdasarkan beberapa kesamaan adat dan budaya yang dikategorikan dan diwariskan oleh pemerintahan kerajaan Belanda saat berada di Tanah Papua (afdeeling).
Wilayah adat Saireri, tercatat dalam data kasus human immunodeficiency virus/ acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS) sebanyak 4.559 kasus per Juni 2022.
Wilayah adat Saireri terdiri dari kabupaten Kepulauan Yapen, Biak Numfor, Waropen dan Supiori.
Dinas kesehatan Provinsi Papua mendata provinsi Papua per Juni 2022, terdapat 49.011 kasus. Wilayah Saireri 4.559 terdiri dari ; kabupaten Biak Numfor 2.722 kasus, kabupaten Kepulauan Yapen: 1.544 kasus, kabupaten Waropen 188 kasus dan kabupaten Supiori 105 kasus.
Virus ini hidup dalam cairan tubuh seperti darah, air mani, dan cairan vagina. Penularannya terjadi melalui hubungan seks dengan orang yang mengidap HIV/AIDS tanpa menggunakan kondom, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, dan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang sedang dikandung.
Tidak seperti banyak virus lain, sistem imun kita tidak bisa menyerang balik dan membersihkan secara tuntas HIV. Para ilmuwan belum dapat mengetahui mengapa tubuh kita tidak bisa melawan HIV.
Meski begitu, obat-obatan dengan sukses bisa mengendalikannya. Jika HIV adalah virus yang menyebabkan infeksi, AIDS adalah kondisi atau sindrom. Terinfeksi HIV bisa membuat seseorang mengalami AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). AIDS terjadi ketika HIV menyebabkan kerusakan serius pada sistem imun. Kondisi ini sangat kompleks dan bervariasi pada setiap orang.
Gejala AIDS sangat terkait dengan infeksi yang seseorang alami sebagai akibat dari kerusakan sistem imun. Orang yang sudah masuk pada kondisi AIDS tubuhnya tidak bisa melawan infeksi, sesederhana virus influenza, seperti halnya pada orang yang normal. Mereka juga lebih rentan terkena tuberkulosis, radang paru, jamur, dan infeksi lainnya. Beberapa tahun lalu, diagnosis HIV atau AIDS berarti lonceng kematian.
Orang yang terinfeksi HIV bisa saja hidup sehat tanpa masuk pada tahap AIDS. Meski begitu, orang yang sudah pada kondisi AIDS pasti memiliki virus HIV di tubuhnya. Karena belum ada obatnya, infeksi HIV tidak bisa benar-benar dihilangkan dari tubuh.
Penyebab dari HIV
Salah satu cara untuk mengenal kepanjangan dari HIV adalah tahu apa yang menjadi penyebab HIV. Penularan HIV terjadi ketika cairan tubuh penderitanya masuk ke dalam tubuh orang lain. Cairan tersebut dapat berupa sperma, darah, atau cairan vagina. Penularan tersebut bisa terjadi melalui beberapa hal dibawah ini:
-
Penggunaan jarum suntik
Penting untuk Anda ketahui bahwa penggunaan jarum suntik yang sama dengan penderita HIV, menjadi salah satu cara seseorang bisa terkena HIV. Penularan ini dapat terjadi apabila menggunakan jarum suntik yang sama saat membuat tato atau menggunakan narkotika.
-
Transfusi darah
Seseorang dapat tertular HIV jika menerima donor darah dari ia yang menderita HIV. Akan tetapi, kemungkinan penularan dari transfusi darah ini dapat dikatakan cukup rendah. Ini dikarenakan saat ini pendonor darah diwajibkan untuk melakukan skrining HIV serta infeksi yang lainnya, sebelum dapat melakukan donor darah.
-
Hubungan seks
Penyebab lainnya yang bisa mengakibatkan infeksi HIV yakni hubungan seks. Baik melalui vagina ataupun seks anal atau dubur. Walaupun penularan HIV melalui hubungan seks disebut juga tergolong rendah. Bukan hanya itu, HIV juga bisa menular melalui seks oral, yang mana terjadi jika ada luka terbuka pada mulut penderita HIV. Luka pada mulut, yakni seperti sariawan atau gusi berdarah.
Mengenal lebih jauh kepanjangan dari HIV adalah sangat penting untuk semua orang. Dengan mengetahui penyebab dari HIV itu sendiri, maka akan membantu Anda lebih berhati-hati.
Gejala HIV
Selain penyebab HIV, untuk mengenal kepanjangan dari HIV adalah lainnya, yakni dengan mengetahui gejala yang ditimbulkan olehnya. Dibawah ini adalah beberapa gejala yang muncul karena HIV:
-
Infeksi HIV Akut: Tahap Pertama
Tahap ini terjadi di beberapa bulan pertama sesudah seseorang terinfeksi HIV. Di tahap ini sistem imun penderita HIV akan membentuk antibodi guna melawan virus. Gejala satu ini akan muncul 2 sampai 4 minggu sesudah infeksi HIV terjadi. Beberapa gejala yang timbul adalah seperti muntah, sakit perut, sakit kepala, muntah, bengkaknya kelenjar getah bening, muncul ruam di kulit, dan sakit sariawan, dan tenggorokan.
-
Infeksi HIV Kronis atau Masa Laten: Tahap Kedua
Sesudah beberapa bulan, HIV akan memasuki tahap laten atau HIV kronis. Dimana tahap ini bisa terjadi sampai dengan beberapa tahun bahkan dekade. Virus akan tetap aktif merusak sistem kekebalan tubuh, tetapi virus berkembang biak dengna jumlah yang sedikit. Gejala yang terjadi pada tahap HIV kronis, yakni kelelahan, batuk, berat badan menurun, mual, muntah, sakit kepala, berkeringat di malam hari, herpes zoster, dan bengkaknya kelenjar getah bening.
-
AIDS: Tahap Ketiga
Jika infeksi masa laten terlambat ditangani maka akan mengakibatkan virus yang semakin berkembang. Hal ini akan menyebabkan HIV memasuki tahap ketiga, yakni AIDS. Di tahap ketiga ini, sistem daya tahan tubuh sudah sangat rusah parah. Dimana akan mengakibatkan infeksi akan lebih mudah menyerang penderitanya. Gejala tahap ketiga HIV ini adalah seperti dibawah ini:
-
Sesak napas
-
Berat badan yang turun namun tidak diketahui sebabnya
-
Bintik atau ruam di kulit
-
Sering kali berkeringat, terutama di malam hari
-
Depresi dan mudah marah
-
Terdapat bercak putih pada kelamin, anus, mulut, dan lidah
-
Berdarah dan mudah memar
-
Terjadi infeksi jamur misalnya di mulut, vagina, ataupun tenggorokan
-
Diare kronis
-
Mengalami demam selama lebih dari sepuluh hari
-
Sulit berkonsentrasi
-
Kebingungan
-
Lupa ingatan
Sebenarnya pada beberapa kasus, HIV tidak memunculkan gejala apapun. Banyak kasus dimana penderitanya baru mengetahui Ia terkena HIV, setelah masuk ke tahap ketiga atau AIDS. Jika Anda mempunyai faktor risiko untuk terkena HIV, maka jangan ragu untuk terus melakukan pemeriksaan HIV dengan rutin. (*)
Mark Imbiri – tim Liputan Sairerinews.com